Judul Buku : Merindu Baginda Nabi
Penulis : Habiburrahman El Shirazy
Penerbit : Republika
Tahun Terbit : April 2018
Jumlah Halaman : 176 Halaman
Novelis No.1 di Indonesia yaitu Habiburrahman El Shirazy yang terbiasa di panggil kang Abik, seorang sastrawan juga Cendikiawan kembali menghasilkan sebuah karya novel yang berjudul “MERINDU BAGINDA NABI” Novel pembangun jiwa ini mengajak pembacanya untuk saling menghargai kehidupan diri masing-masing. Tokoh-tokohnya menginspirasi, nasihatnya tidak menggurui, dan adegan-adegannya menguatkan hati. Nuansa dan peristiwa yang beliau ceritakan terasa dekat dan relavan dengan kehidupan sehari-hari. Novel ini berlatar belakang di sebuah pesantren berlokasi di Malang, Jawa Timur yang bernama pesantren Darus Sakinah.
Di mulai dengan kisah seorang anak SMA yang bersekolah di salah satu SMA terbaik di kota Malang yang memiliki segudang prestasi, namun banyak sekali kisah menyakitkan dan perjuangan yang harus di lalui. Namanya Syarifatul Bariyah, yang biasa di panggil Rifa merupakan anak angkat Pak Nur dan Bu Salamah.
Rifa di buang oleh orang tuannya di tempat sampah dan di temukan oleh Mbah Tentrem, nenek baik hati yang terkenal dengan sifat ramah dan kebaikannya. Mbah Tentrem yang sebatang kara menyerahkan kepada Pak Nur dan Bu Salamah saat merasa sudah tidak mampu mengurus karena usia, Mbah Tentrem juga mengamanahi sebidang tanah untuk di jadikan panti asuhan dan pondok pesantren. Mereka berdualah yang kemudian di pasrahi mengasuh panti asuhan dan pondok pesantren di tanah waqaf milik Mbah Tentrem. Bayi yang di pungut dari tempat sampah itu tak pernah merasa kekurangan kasih sayang, Rifa pun tumbuh menjadi gadis cerdas, ramah, dan rendah hati lalu menjalani takdirnya dengan banyak keajaiban dan pertolongan Allah. Melalui latar belakang hidup Rifa, Kang Abik mengingatkan kita bahwa setiap orang lahir dengan rizkinya masing-masing dan tidak akan tertukar.
Waktu berlalu, Rifa dengan sifatnya demikian merasa bersyukur atas didikan orang tua angkatnya yang sederhana dan zuhud. Ada beberapa hal-hal yang menjadi catatan penting dalam novel ini. Khususnya pesan-pesan Pak Nur kepada anaknnya seperti di (Hal.11) “Nduk, bertakwalah kepada Allah, di mana saja kamu berada. Dan ingat, jangan sampai kau membuat malu Baginda Nabi! Ingat, jangan sampai kau membuat malu Baginda Nabi!”
Dari novel ini kita banyak belajar tentang ketulusan dan rendah hati lewat tokoh Mbah Tentrem, Pak Nur, dan Rifa. Rifa bersaing memperebutkan juara kelas dengan seorang anak pejabat yang culas dan licik, yang bernama Arum. Arum sangat iri dengan prestasi Rifa yang hanya orang biasa, Arum melakukan banyak cara jahat, ketika Rifa mendapat kesempatan pertukaran pelajar di San Jose, Amerika Serikat. Arum merasa tidak terima lalu melakukan banyak hal untuk mencelakai Rifa. Sepulang sekolah, ada pengendara motor trail menyerang Rifa yang menyebabkan kecelakaan, dan menyebabkan gegar otak ringan, tulang belikatnya retak, dan luka serius adalah patah kaki kirinya dan mengharuskan operasi. (Hal.82). Di saat itulah Allah menunjukan kasih sayangnya. Saat Rifa dirawat. Setiap hari puluhan orang datang menjenguk. Kepala sekolah dan guru-gurunya, teman-teman, para santri, para tetangga dan jamaah pengajian, semuanya bergiliran datang menjenguk Rifa.
Dendam yang hebat bisa membutakan nalar. Sepulang jambore, Rifa yang di bonceng Dian ditabrak mobil dengan kecepatan tinggi dari belakang, membuat Rifa koma selama 26 hari, bahkan Dian meninggal di tempat, ratusan orang meneteskan air mata melihat kondisinya, para santri bergantian menjenguk dan mejaganya. Allah membalas kesabaran dan ke ikhlasan hamba-nya, dan Rifa di tawari oleh Bu Ririn guru Matematikanya untuk menjalani operasi di Muenchen.
Saya mendapat banyak pelajaran dari novel ini karena menyemangati kita untuk memiliki sifat rendah hati dan sabar, Seperti di (Hal.86) “Dunia ini isinya tidak hanya orang baik, ya ada orang jahat (buruk). Jadi orang baik atau orang jahat itu pilihan. Jadilah orang baik. Kalau kamu di nakali orang ya biarkan saja, nggak usah di balas. Yang penting kamu tidak nakal dan tidak berbuat nakal pada orang lain. Kalau kamu di jahati ya biarkan saja, nggak usah di balas. Yang penting kamu tidak jahat dan tidak menjahati orang lain. Kalau kamu di fitnah orang ya biarkan saja, nggak usah di balas. Yang penting kamu tidak memfitnah orang lain. Kalau kamu berbuat kebajikan tapi tidak di anggap oleh orang lain ya biarkan saja, tidak usah di fikir, sebab Gusti Allah itu maha adil.
Novel ini mempunyai kelebihan yaitu bahasa mudah di mengerti, misalnya terdapat kalimat-kalimat dalam bahasa jawa, dan juga terdapat terjemahannya. Cover novel ini sangat bagus karena langsung mengingatkan kita terhadap Masjid Nabawi, tepat di bawah kubah hijau ini ada makam Rasulullah, alur cerita novel ini menarik, mengharukan, dan bagi pribadi jadi merasakan rindu kepada Rasulullah.
Selain kelebihan novel ini mempunyai kekurangan juga, yaitu kertasnya yg tipis sehingga lembaran sebelumnya terlihat di lembaran selanjutnya, dan kisahnya singkat, sehingga membuat pembaca kurang memahami cerita ini.
Nama : Ahmad Rifki Fauzi
Kelas. : IX-4
Sekolah : SMP YPC CISARUA