Peninggalan budaya di Indonesia sangat unik, khususnya di kota Bogor. Soal pesona di Bogor tidak hanya pakaian adat dan kuliner saja, namun juga dengan sejarahnya.
Sejarah merupakan kejadian masa lampau yang tidak boleh kita lupakan.
Kota yang dijuluki kota hujan ini memiliki sejarah yang unik, yaitu Batu Tulis. Terletak di kelurahan batu tulis, Kecamatan Bogor, Selatan, Kota Bogor. Dalam sejarahnya, prasasti itu dibangun tahun 1533 oleh Prabu Surawisesa, sebagai peringatan terhadap ayahandanya, Prabu Siliwangi, Raja Pajajaran. Prabu Siliwangi memerintah pada 1482 – 1521. Raja sakti mandraguna itu dinobatkan dengan gelar Prabu Guru Dewata Prana, lalu bergelar Sri Baduga Maharaja Ratu Haji di Pakuan Pajajaran Sri Sang Ratu Dewata. Batu ini berukir kalimat-kalimat dalam bahasa dan aksara sunda kuno, dan berangka tahun 1455 saka (1533 M). Selain itu, batu tulis ini terbuat dari batu terasit yang ada di sepanjang sungai Cisadane, Bogor. Dan huruf yang di gunakan adalah huruf Sunda Palawan dan memakai Bahasa Sansakerta.
Tulisan-tulisan pada batu Tulis diantaranya: Pertama, Semoga selamat, ini tanda peringatan Prabu Ratu almarhum Dinobatkan dia dengan nama Prabu Guru Dewatapra A. Kedua dinobatkan (lagi) dia dengan nama Sri Baduga Maharaja Ratu Aji di Pakuan Pajajaran Sri Sang Ratu Dewata. Ketiga, Dialah yang membuat parit (pertahanan) Pakuan. Keempat, Dia putera Rahiyang Dewa Niskala yang dipusarakan di Gunatiga, cucu Rahiyang Niskala Wastu Kancana yang dipusarakan ke Nusa Larang.
Kelima, Dia putera Rahiyang Dewa Niskala yang dipusarakan di Gunatiga, cucu Rahiyang Niskala Wastu Kancana yang dipusarakan ke Nusa Larang. Dan keenam, Dialah yang membuat tanda peringatan berupa gunung-gunungan, membuat undakan untuk hutan Samida, membuat Sahiyang Telaga Rena Mahawijaya (dibuat) dalam (tahun) Saka “Panca Pandawa Mengemban Bumi.”
Sumber foto: Radar Cirebon
Hanifah Ahzahrah
032117010