Kota Bogor – Mahasiswa Universitas Pakuan Bogor bernama Herdy bertekat untuk menjadi relawan bencana alam di Sulawesi Tengah, bermodalkan tabungan pribadi serta dibantu oleh kawan-kawannya dari Keluarga Mahasiswa (KM) Unpak Bogor, Herdy bertolak ke Sulawesi, Senin (08/10/2018).
Walau keterbatasan dana, Herdy memantapkan diri untuk menjadi relawan dengan berbekal pengalaman sebagai anggota mahasiswa pecinta alam (Mapala). Herdy berangkat dengan menumpang penerbangan pesawat komersil dari Bandara Internasional Soekarno Hatta pada pukul 04.30 WIB dan tiba di Bandara Sultan Hassanudin pukul 08.00 WITA.
Kemudian, dilanjutkan menggunakan kendaraan darat dari Makasar menuju Kota Palu yang menghabiskan waktu dua hari bersama dengan relawan mahasiwa pecinta alam Makasar. Lalu, Herdy tiba di Kota Palu pada Jum’at (12/10) pukul 09.00 WITA.
“Saya tiba di Kota Palu, registrasi di koramil Tadulako, upaya hari pertama yang dilakukan oleh saya di kota Palu dengan melakukan assesment di wilayah sekitar kota Palu. Alhasil mereka tidak terlalu kekurangan oleh logistik pangan atau pakaian bekas,” kata Herdy setelah tiba di Kota Palu.
Dengan demikian, Herdy mengambil keputusan untuk berpindah ke posko pecinta alam se-Indonesia yang bertempat di Universitas Tadulako di Jalan Soekarno Hatta, Tondo, Mantikulore, kota Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (13/10). “Saya berupaya untuk membenahi keadaan posko yang bagi saya kurang teratur tatanan prosedural posko kebencanaan, posko ini pun dimotori SDM pecinta alam se-Indonesia,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, pada hari Minggu (14/10), Herdy melakukan assesment kembali di salah satu desa yang susah terjangkau dan jaraknya lumayan memakan waktu dari Kota Palu menuju Desa Sibalaya Utara, Kabupaten Sigi. “Sampai saat ini kondisi lapangan sangat membutuhkan bantuan berupa tempat bernaung dan dapur umum,” tutur Herdy.
Dengan bekal serta dana yang ada, Herdy membantu warga dengan membeli keperluan untuk membangun rumah tinggal sementara.
Ketika ditanya dari mana sumber dana Herdy? Herdy pun menjawab dengan menggunakan dana dari tabungan pribadi dan patungan kawan-kawan KM Unpak.
“Ini dana pribadi saya dan patungan kawan-kawan KM Unpak, karena lambatnya birokrasi kampus untuk menurukan anggaran sedangkan ini perihal kemanusiaan jadi gua berangkat atas nama kemanusiaan meski modal pas-pasan,” pungkasnya.
(ON)