Sukaraja- Sampah merupakan masalah yang sampai saat ini masih sulit teratasi. Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan menjadi faktor utama. Penumpukan sampah juga nampak di Desa Sukatani. Hal inilah yang mendorong Peserta KKN Univeritas Pakuan desa Sukatani untuk mencari solusi.
Adalah sosok Pak Mursyid yang akhirnya menjadi inspiarasi bagi mahasiswa fkip univeritas pakuan. Bapak yang pernah menjadi jurnalis ini mampu menyulap tempat sampah menjadi incinerator limbah tradisional, di Rw 05 Desa Cikeas Kecamatan Sukaraja. sudah hampir satu tahun sejak bulan April 2017 pengelolaan limbah sampah berjalan.
Mursyid yang juga ketua kelompok pengelola bidang kebersihan RW 5 Desa Cikeas ini mengemukakan, untuk membuat dua tungku incenerator sederhana membutuhkan biaya cukup murah, sekitar Rp8-10 juta. Incenerator ini terbuat dari bahan material batu bata, besi, semen, pipa, cerobong asap, serta alat sprayer dan kondensor untuk menyaring asap agar tak menimbulkan polusi.
Dalam 1 hari bisa menghabiskan 1 ton sampah selain itu banyak sekali manfaat yang dihasilkan yaitu asap hasil pembakaran menjadi pestisida yang diolah terlebih dahulu dari ekstraktor, kemudian daur ulang sampah plastik dengan membuat ecobrick yang sedang trend di masyarakat dan membuat bola tanam. Gagasan inilah yang akan direalisaskan peserta kkn desa sukatani bersama aparat desa. Tak Hanya itu, Incinerator juga mendapat restu dari pihak kampus universitas pakuan.
“Bagus, mahasiswa sudah mampu menemukan teknologi yang ada di masyarakat dan dapat bermanfaat bagi lingkungan, Terang Dr. Entis Sutisna, M.Pd. Sejalan dengan itu, Suhendar juga berterima kasih pada mahasiswa yang telah mencari solusi dari masalah sampah di desa ini, insyaallah kita akan buat pada tahun 2019 nanti.” Papar Kades Desa Sukatani diakhir kegiatan KKN.
Lesi Liani