Bila sekarang ini kita berkunjung ke arah puncak, rupanya kita akan sulit dapat melihat rerimbunan pohon yang menambah kesejukan mata di sepanjang jalan protokol puncak. Hal ini karena kini sedang dilaksanakannya pelebaran jalan besar-besaran dari daerah Puncak Pas hingga daerah Gadog.
Pelebaran jalan yang menumbalkan pohon-pohon di pinggir jalan ini tentunya menimbulkan efek samping yang negatif salah satunya tidak adanya penyerap karbon dioksida dan polusi yang dihasilkan kendaraan bermesin yang berlalu lalang. Suhu puncakpun tidak sedingin dan sesejuk dulu. Selain itu, dikhawatirkan terjadi banjir bandang saat hujan besar dan ancaman longsor. Nampaknya akibat dampak yang akan terjadi maupun yang sudah terjadi, perlu penanaman kembali pohon-pohon di pinggir jalan arah puncak untuk meminimalisir dampaknegatif yang didapat.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) wilayah 2.3 Provinsi DKI Jakarta, Christman Sirait mengaku akan memberikan kompensasi seluruh tanaman keras hingga pohon teh yang terkena dampak pelebaran jalan. Uang penggantian tersebut akan diberikan kepada PTP Nusantara VIII selaku pengelola perkebunan teh Gunung Mas. Dengan adanya kompensasi tersebut maka proses penanaman kembali di kawasan itu nantinya merupakan tanggung jawab pihak PTPN.
“Sudah ada anggarannya. Cuma lahan itu kan dikelola oleh PTPN Gunung Mas, jadi kita bayar ke mereka untuk mengganti pohon,” kata dia.
Namun, dirinya tidak mengetahui berapa nilai anggaran maupun jumlah keseluruhan pohon yang terkena dampak pelebaran jalan itu. Sebab, yang menghitung adalah pihak PTPN VIII.
“Nah itu kurang tahu. Kan yang menilai pohonnya dari PTPN,” kata dia.
Humas ADM PTPN Gunung Mas, Hikmat saat dikonfirmasi mengaku masih sedang menghitung jumlah pohon yang terkena dampak pelebaran jalan nasional itu.
“Sedang penghitungan ulang,” ujarnya singkat.
Seperti diketahui, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat (PUPR) tengah melakukan penataan kawasan Puncak untuk mengatasi kepadatan arus kendaraan di jalur itu.
Pengerjaan fisik proyek senilai Rp 73 miliar meliputi penataan saluran air, trotoar dan pelebaran jalan di empat ruas jalur Puncak yakni segmen Selarong, Cipayung, Cisarua, dan Gunung Mas.
Para pekerja di beberapa titik lokasi terlihat sedang menggali untuk menata saluran maupun pelebaran bahu jalan. Di ruas Gunung Mas, sejumlah pekerja tampak sibuk sedang menebang pohon, beberapa pekerja lainnya sedang mengeruk tanah untuk pelebaran jalan tersebut hal ini juga yang kadang malah menimbulkan titik kemacetan.
Kini, sudah banyak pohon yang memberikan banyak manfaat dengan keberadaannya di pinggir jalan besar tersebut, namun keberadaannya malah diganggu manusia untuk diganti dengan aspal-aspal tebal. Mengingat banyaknya manfaat pohon-pohon di pinggir jalan tersebut. Penulis berharap pemerintah dapat menggantikan pohon-pohon tersebut dengan kembali menanaminya atau menggantinya dengan tanaman lain.
Afifa Salsabila
032117061
Tulisan daur ulang