Kilas Bogor – Peduli Bencana, tim IKA-AKAB (Ikatan Alumni Politeknik AKA Bogor) bersama mahasiswa Politeknik AKA Bogor turun lapang salurkan bantuan ke kampung terisolir korban bencana longsor di Kampung Taluk Waru, Desa Curug Bitung, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Minggu, (05/01/2020).
Menurut, tokoh pemuda Kampung Taluk Waru, Saiful, satu-satunya akses jalan utama menuju kampung terputus akibat longsor itu, sangat sulit dilalui untuk menyalurkan bantuan ke lokasi.
“Ini merupakan bencana longsor terparah pertama kali yang menimpa Kampung Taluk Waru, sehingga warga panik ditambah bantuan baru bisa masuk 5 hari paska bencana,” katanya kepada wartawan.
Sementara, Ketua Divisi Social and Happiness yang mewakili IKA AKAB, Daman Sutiawan menuturkan, melihat keadaan psikologis dan geografi kampung tersebut dan akses jalan utama yang begitu besar potensi bencana longsor. Dikatakan Daman, perlu kerja sama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) dan stake holder mengenai perlunya edukasi kesadaran mitigasi bencana terhadap warga setempat.

“Sehingga kedepan jika terjadi bencana, warga kampung tidak lagi panik dan tau apa yang harus dilakukan sebelum, saat, dan setelah bencana terjadi,” ucap Daman.
Terkait itu, BMKG memprediksi cuaca Jabodetabek akan mengalami hujan hingga bulan Maret. Artinya, ada kemungkinan bencana susulan longsor dan banjir akan terjadi kembali, sehingga bantuan logistik, kesehatan, dan pasokan pangan harus tersedia sampai jangka yang cukup lama agar tidak kekurangan saat kondisi yang tidak terduga.
“Masalah yang kini dialami warga sekitar terutama obat-obatan, minimnya tenaga kesehatan dan juga tempat puskesmas yang jaraknya jauh dari pemukiman membuat warga kesulitan untuk mendapatkan obat-obatan,” sambung Lukman salah satu mahasiswa AKA.
Selain itu, Fata selaku alumni AKA dan Aktivis Bogor Raya berharap, semoga bencana ini segera teratasi dan warga bisa melakukan aktivitas seperti biasanya. Dengan ini, semua seharusnya bisa introspeksi diri dengan kegiatan yang tidak bermanfaat, maupun kegiatan manusia yang bisa merusak alam.
“Ibroh yang bisa di ambil dengan adanya bencana ini kita selaku anak bangsa melakukan gotong royong tanpa melihat bendera apapun sehingga nilai persatuan pun bisa kita aplikasikan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa mencatat niat ibadah kita semua,” tutup Fata.
(ON)